Mdgs Kesehatan Ibu Dan Anak Pdf Free ##VERIFIED##
Download ->>->>->> https://tinurll.com/2sYiIy
PBB melalui tujuan pembangunan berkelanjutan dan target-target yang terkandung di dalamnya memberikan petunjuk serta indikator-indikator yang dapat diikuti, khususnya terkait soal-soal lingkungan hidup dan pendidikan. Douglas cukup optimistis, bahwa Indonesia memiliki penduduk kelas menengah yang signfikan dengan 122 juta jiwa dan ekonomi yang menggerakkan 1-2 trilyun dolar AS. Artinya, Indonesia potensial mampu melaksanakannya. Tentu banyak sekali pekerjaan yang perlu dilakukan bersama dalam 15 tahun ke depan ini. Indonesia telah mencapai penuruan angka kemiskinan dari angka sekitar 15 persen sekitar 20 -30 tahun lalu menjadi 11.7 persen saat ini. Dengan rekam jejak yang baik dalam pelaksanaan MDGs, Douglas Broderick cukup yakin, dengan kebijakan publik yang baik serta pendanaan dan fokus pada SDGs di bidang kesehatan dan pendidikan, maka Indonesia dapat memobilisasi kerjasama dengan mitra-mitranya dan memberikan hasil positif di semua wilayah-wilayah Indonesia pada tahun 2030 nanti.
Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama di jajaran Kementerian Kesehatan; dan Bappenas, untuk evaluasi program pembangunan kesehatan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh beberapa kabupaten/kota dalam merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program-program kesehatan berbasis bukti (evidence-based planning). Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat Kabupaten/Kota.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Riskesdas ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas direncanakan akan dilaksanakan secara periodik, dengan tujuan untuk melakukan evaluasi pencapaian program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, sekaligus sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesehatan.
Riskesdas 2010 bertepatan dengan tahun akan dilaksanakannya pertemuan puncak tingkat tinggi Majelis Umum PBB untuk mengevaluasi pencapaian deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 189 negara termasuk Indonesia. Pada deklarasi tersebut disepakati 8 tujuan untuk mencapai MDGs di tahun 2015 yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai universal primary education, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis, memastikan lingkungan yang kesinambungan, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Dalam rangka mendukung pertemuan tersebut dan mendapatkan data kesehatan terkini yang faktual, Riskesdas 2010 difokuskan pada indikator-indikator pencapaian MDGs dan data pendukung lainnya.
Beberapa indikator MDGs kesehatan yang akan dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 adalah status gizi balita dan konsumsi (memberantas kelaparan), status kesehatan ibu dan anak (menurunkan kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu), prevalensi malaria dan tuberkulosis (menurunkan angka kesakitan), akses sumber air minum yang aman dan fasilitas sanitasi dasar. Data tersebut akan dikumpulkan seperti pada Riskesdas 2007 yaitu melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium untuk kepastian penyakit malaria dan tuberkulosis yang dilakukan di lapangan (darah malaria) dan Laboratorium Puskesmas yang direkomendasi (dahak tuberkulosis). Beberapa indikator MDGs kesehatan lainnya yaitu prevalensi HIV/AIDS dan angka kematian anak tidak dapat dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 karena memerlukan penelitian khusus atau didapat dari sumber data lain
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota yang dilakukan setiap 5 - 6 tahun sekali. Riskesdas ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI dengan kerangka sampel yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Lima sampai enam tahun dianggap interval yang tepat untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan.
Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama Kementerian Kesehatan; oleh Bappenas, untuk evaluasi program pembangunan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh beberapa kabupaten/kota dalam merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program-program kesehatan berbasis bukti (evidence-based planning). Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat Kabupaten/Kota.
Riskesdas 2013 sangat penting untuk dilaksanakan mengingat informasi hasil Riskesdas 2013 akan dijadikan dasar untuk menilai keberhasilan pelaksanaan pembangunan jangka menengah 2010-2014. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi perkembangan status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota dalam enam tahun terakhir, termasuk perubahan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status kesehatan masyarakat di tiap tingkat wilayah pemerintahan, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatannya.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan penelitian bidang kesehatan berbasis komunitas yang dapat menggambarkan tingkat nasional sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Pelaksanaan Riskesdas diharapkan dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali. Pelaksanaan lima tahun sekali dianggap interval yang tepat untuk menilai perkembangan status kesehatan masyarakat, faktor risiko, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan. Riskesdas dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam hal metode dan kerangka sampel.
Riskesdas mengumpulkan data spesifik kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga pengumpul data berlatar belakang pendidikan minimal D3 kesehatan. Dalam Riskesdas dilakukan berbagai pengukuran dan pemeriksaan. Metode pengumpulan data melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan. Pada tahun 2007 dan 2013, mengukur semua indikator kesehatan utama, melalui wawancara yaitu status kesehatan (morbiditas disabilitas, status gizi, dan cedera), kesehatan lingkungan (higienis, sanitasi, jamban, air dan perumahan), pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (pencarian pengobatan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan berisiko) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan). Pengukuran dan pemeriksaan yang dilaksanakan seperti berat badan, tinggi/ panjang badan, lingkar perut, lingkar lengan atas, kesehatan gigi, tekanan darah, hemoglobin dan pengambilan spesimen darah dan urin untuk parameter terkait dengan faktor risiko penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Krisis ekonomi mendalam serta bencana yang beruntun membebani sumber daya dan pelayanan kesehatan sehingga berdampak pada rendahnya status gizi, menurunnya pelayanan kesehatan dan rendahnya higienitas masyarakat yang mengakibatkan rendahnya kualitas kesehatan dan tingginya angka kesakitan dan kematian masyarakat. Hal ini diperparah dengan banyaknya masyarakat yang berpendidikan dan berpendapatan rendah (miskin), serta kondisi ekonomi makro yang tidak stabil. Pada kenyataan akhir-akhir ini muncul berbagai penyakit yang diperkirakan sudah tidak ada lagi sepeti; malaria, TBC, polio dan banyaknya angka kekurangan gizi yang menjangkiti bayi, balita dan anak-anak. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dengan program-program kesehatan bagi masyarakat miskin seperti askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin), JPKM miskin dan pengobatan dasar gratis bagi masyarakat, serta menghidupkan kembali peran Posyandu di daerah-derah terpencil.
YIS sebagai salah satu LSM yang bergerak dalam bidang kesehatan pada awal berdirinya dan tetap berkecimpung dalam bidang kesehatan hingga saat ini berupaya mengembangkan berbagai program dan gagasan untuk sedikit berperan dalam mengupayakan kesehatan masyarakat yang tidak memiliki akses di bidang kesehatan. Upaya-upaya ini dilakukan untuk melengkapi dan memperkuat program pemerintah dengan menekankan pada kemandirian dan keberlanjutan kesehatan di tingkat masyarakat. Berbagai program yang telah dilakukan berupa penguatan lembaga lokal yang bergerak di sektor kesehatan (posyandu) dan kader kesehatan, pengembangan makanan bergizi dari bahan-bahan lokal, pengembangan dana sehat, pengembangan dan pengadaan sarana sanitasi keluarga yang dikelola secara dana pinjaman berputar dalam kelompok, peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak, peningkatan kapasitas masyarakat dalam bidang kesehatan sebagai upaya peningkatan kesadaran dan promosi kesehatan, dan pengembangan media komunikasi kesehatan.
Program ini telah dilakukan di berbagai daerah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan maupun LSM lokal, seperti DKI, Banjarnegara, Surakarta, Boyolali, Karanganyar, Sragen, Jember, Semarang, Polman, Jayapura, Makassar dan Kupang. Berbagai jenis program kesehatan telah dilaksanakan di berbagai daerah dan di berbagai level (desa/kalurahan sampai provinsi). Ada beberapa program yang telah diterapkan di tingkat nasional, yaitu : pemakaian KMS untuk Balita, Program Oralit, Posyandu dan Mawas Diri.
Sejak berdirinya di tahun 1974 sampai pada tahun sekitar 1985, YIS telah menjadikan program kesehatan menjadi program intinya, sehingga YIS lebih dikenal sebagai LSM yang bergerak dan berkonsentrasi pada program kesehatan. Baru pada 1985 sampai sekarang program YIS lebih komprehensif. Disamping Program Kesehatan juga dilaksanakan Program Ekonomi Kerakyatan, Pelatihan, Pengembangan Institusi, dan lain-lain.
Program Dana Sehat dilaksanakan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan secara swadaya. Kebiasaan masyarakat bergotong-royong sebagai strategi dasar Program Dana Sehat, yang kuat membantu yang lemah. Tujuan khusus dari Program Dana Sehat adalah menurunkan angka sakit pada masyarakat setempat dengan upaya-upaya kuratif dan preventif. 2b1af7f3a8